Mercedes-Benz Mid-Series, W124 |
Pada November 1984, Daimler-Benz mempresentasikan model sedan terbarunya yang dipersiapkan untuk mengisi seri menengah (mid-series) dari seluruh model Mercedes-Benz. Model yang disematkan kode W 124 ini memang berada diantara model kompak dan trendy 190, C-Class dan model S-Class. Dan sama seperti pendahulunya yang terbilang cukup sukses, W 123, W 124 menerapkan standar baru untuk teknologi dan desain.
Pabrikan bentukan Gottlieb Daimler dan Carl Benz sengaja menerapkan desain baru yang membawa kesegaran di ranah otomotif sambil tetap mempertahankan ciri khas Mercedes-Benz. Buntut sedikit tajam dengan bagian atas sedikit trapezoidal hingga bibir bagasi berpotongan rendah menyiratkan konsep desain baru hasil inovasi tim desain pimpinan Bruno Sacco. Selain itu, model E-Class ini juga memiliki hambatan angin (Cd) yang rendah, sebesar 0.30. Sehingga menjanjikan konsumsi bahan bakar yang cukup hemat.
W 124 menjadi prioritas utama saat Mercedes-Benz mulai mengembangkannya. Mulai dari dukungan financial, teknologi mesin, kelistrikan hingga desain dicurahkan kepada model ini. Lamanya waktu pengembangan hingga proses uji coba yang panjang membuat Mercedes-Benz E-Class W 124 keluar dari line produksi nyaris tanpa cacat. Tak heran jika model ini masih banyak berkeliaran hingga saat ini, sebagai bukti dari durabilitasnya. Hanya dengan melakukan perawatan yang tepat, W 124 bisa dengan mudah tampil seperti layaknya mobil baru.
Underpinning dari mid-size Mercedes-Benz ini juga sangat mirip dengan model 190. Mulai dari berbagi struts di depan dengan suspensi belakang multi-link sub-frame mounted untuk menghasilkan pengendalian dan cara mengemudi yang mantap. Kendati sistem steering recirculating-ball tradisional Stuttgart terbilang memiliki respon yang lambat, namun tetap memberikan kontribusi optimal untuk pengendalian.
Sebagai tambahan dari dua mesin bensin 4 silinder (122 hp & 136 hp) yang dipinjam dari model sebelumnya, Mercedes-Benz juga menambahkan dua mesin baru 2.6 liter dan 3.0 liter 6 silinder (170 hp & 190 hp) yang langsung menuai popularitas setelah diluncurkan. Di Oktober 1990, mesin 8 silinder pertama hadir di model W 124 yang dicangkok di 500 E (326 hp) dan 400 E (279 hp) yang kemudian dipasarkan di Jerman pada September 1992. Di tahun yang sama, teknologi four-valve diimplementasikan ke dalam mesin empat dan enam silinder. Kendati tidak memberikan lonjakan tenaga yang berarti, namun langkah ini menawarkan peningkatan torsi yang cukup signifikan pada putaran mesin yang rendah untuk mereduksi konsumsi bahan bakar.
Sementara untuk varian diesel, mesin generasi baru dengan peningkatan performa di unit empat, lima dan enam silinder telah ditawarkan saat baru pertama kali dilansir. Bahkan di 1987 dan 1988, berkat sistem exhaust gas turbocharger, model 300 D Turbodiesel sanggup mengantarkan tenaga hingga 147 hp. Sistem fuel injection baru, exhaust gas recirculation dan altitude capsule turut berperan atas pemangkasan emisi gas buang hingga 40%.
1985 menjadi saksi kemunculan Mercedes-Benz W 124 station wagon dan diikuti oleh versi coupe di 1987 dan versi long wheelbase enam pintu dengan tiga baris kursi di 1989. Dan tepat di 1991, setelah 20 tahun absen di segmen ini, Mercedes-Benz akhirnya menghadirkan varian convertible empat tempat duduk. Berkat pakem desain yang mengadopsi diagonal braces dan peredam getaran, W 124 convertible memiliki tingkat rigiditas, kenyamanan dan keamanan yang sama dengan varian sedan. Ditambah dengan soft-top yang dapat melipat secara elektronis, pemanas di kaca belakang dan roll-over bar yang tertanam di sandaran kepala belakang. Bahkan, Mercedes-Benz juga melengkapi W 124 convertible dengan daught-stop a la SL agar lebih praktis.
W 124 mengalami facelift pertama di 1989, dengan menerapkan panel plastic di pintu dan fender yang terintegrasi dengan side skirt serta sudut atas mendapatkan sentuhan garis chrome. Pengenalan paket berjuluk “Sportline” pada semua model ini terbukti sukses keras. Customer bisa memesan mobil dengan suspensi yang lebih rendah, lengkap dengan per, velg lebar, jok sport hingga kolom kemudi berlapis kulit.
Daftar inovasi teknologi yang diterapkan Mercedes-Benz pada W 124 sangat panjang. Mulai dari automatic locking differential (ASD), acceleration skid control (ASR) automatically engaging four-wheel drive (4MATIC) hingga transmisi otomatis 5-speed. Sedangkan catalytic converter baru menjadi opsi saat seri ini diluncurkan dan beralih menjadi perlengkapan standar setahun berikutnya. Sistem pengereman Anti-lock (ABS) awalnya juga opsional dan menjadi standar pada Februari 1988. Sementara Airbag penumpang depan baru tersedia di Sepetember 1988 dan menjadi fitur standar E-Class sejak 1994.
Restyling ke dua terjadi di 1993 dengan fitur yang paling khas berupa integrated radiator grille dengan engine hood. Di tahun yang sama, Mercedes-Benz juga mengenalkan perubahan nomenclature pada seri mobil penumpangnya. Mercedes-Benz mid-series berubah namanya menjadi E-Class. Sebanyak 2.058.777 unit W 124 diproduksi hingga 1995, dengan 340.503 unit di antaranya adalah varian tation wagon. Kehadirannya di ranah otomotif menjadikan W 124 sebagai model paling sukses, paling beragam dan paling inovatif.
CE Coupe
300CE / 230CE coupe dikenalkan pada 1987 sebagai penerus dari W 123 Coupe. Varian ini berbagi komponen mekanis yang sama dengan E-Class saloon, kendati wheelbasenya lebih pendek 85 mm dengan atap yang lebih rendah 36 mm. Sementara windscreen dan kaca belakang yang lebih rebah menyiratkan kesan model ini bertubuh lebih ramping dengan kaca samping tanpa frame dan pilar B yang hilang seperti tradisi Mercedes coupe. Hilangnya pilar B membuat Mercedes-Benz harus memperkuat sasis, tak heran jika coupe ini berbobot lebih berat ketimbang versi sedannya. Kendati demikian, performanya jauh dari kata buruk. 300CE-24 mampu menggelontorkan daya 231 hp, unggul jauh ketimbang BMW 635 CSi yang hanya 215 hp.
500E
500E adalah proyek kerja bareng antara Mercedes-Benz dengan Porsche untuk mengasapi pesaingnya, BMW M5 sekaligus penerus legenda 300SEL 6.3. Akibat kapasitas produksi pabrik Mercedes-Benz di Sindelfingen sedang terisi penuh, maka Porsche bersedia membangun Super E-Class ini dan merakitnya di pabrik mereka di Zuffenhausen. Akhirnya di 1990, Mercedes-Benz 500E pertama berhasil keluar dari line produksi.
Seperti namanya, 500E dipersenjatai dengan mesin 5.0 liter 32 valve V8 bawaan 500SL. Tenaga sebesar 326 hp juga sama seperti yang dihasilkan oleh mesin 500SL. Bedanya, di 500E torsi penghasil daya tersebut didongkrak hingga 480 Nm (dari 450 Nm) berkat penggantian intake manifold yang lebih panjang dan Bosch LH-jetronic injection (sebelumnya semi-electronic KE-jetronic). Selain mesin, sistem transmisi otomatis 4-speed, rem berdimensi besar dan beberapa perangkat suspensi juga diambil dari Mercedes-Benz 500SL.