The Guardian Gamal Mubarak (kiri) dan ayahnya, Hosni Mubarak (kanan) |
Menurut Amaney Jamal, profesor politik Universitas Princeton, seperti dikutip jaringan televisi berita ABC di AS, kekuasaan Mubarak selama 3 dasawarsa di Mesir telah membuka keleluasaan sebesar-besarnya dalam menetapkan keputusan pemerintah apa pun. Sementara kepada ABC, Christopher Davidson, profesor ilmu politik Timur Tengah di Universitas Durham, Inggris, menerangkan, Mubarak bersama istri dan kedua putranya telah berhasil mengumpulkan kekayaan melalui kemitraan bisnis dengan sejumlah pengusaha asing.
Peraturan di Mesir mengatur kewajiban bagi pengusaha asing untuk menyerahkan 51 persen saham dari sebagian besar usaha ke kalangan bisnis lokal. Laporan media Mesir menyebutkan, pihak penyidik tengah melacak harta tersembunyi dari para sekutu Mubarak termasuk di antaranya kekayaan yang diduga dikuasai oleh mantan menteri dalam negeri Habib Ibrahim El-Adly senilai 1,2 miliar dollar AS.
kompas.com